PUISI 

PRASASTI KOPI RUMAH KITA

Puisi-puisi: Vito Prasetyo ____________________________________________________________________   Puisiku Berdoa Hingga Lupa Memberi Judul hingga dadaku terluka, ketika cinta itu kautanam di pohon kemarau berapa musim lagi hujan membasuhnya dan tumbuhkan daun-daun berkilau cinta hanya cawan waktu, memisahkan rindu dan gelisah. mata kita hanyalah tempat menyimpan segala isyarat bukankah bait-bait majas merapal doa, menghitung kemarau dan hujan di baris-baris shaf, yang menyulam alif-ba’-ta’ tak selamanya hujan itu butiran air bening yang mengalir di pelupuk mata tak selamanya kemarau itu, dahaga yang menggumpal di kedangkalan sujud puisi bukanlah tempat keabadian, dimana diksi selalu mengingkari…

Read More
POEM PUISI 

JAKARTA MEMANGGILKU ANGIN MUSIM GUGUR

Puisi-puisi: Iman Sembada ___________________________________________________________________   JAKARTA MEMANGGILKU BERKALI–KALI Pagi ini, Jakarta memanggilku berkali-kali Apakah aku bisa bertemu lagi dengan mantan pacarku? Aku baru saja turun dari sebuah bus antarkota antarprovinsi. Jakarta sedang sibuk Mimpiku tersangkut di ranting-ranting angin Menjelma layang-layang dalam imajinasi anak-anak. Siapakah yang mengganti nama

Read More
POEM PUISI 

API UNGGUN MENUJU MUSIM-MUSIM

Puisi-puisi: Riska Widiana ___________________________________________________________________   API UNGGUN Sebagai penanda hidup Bagi seorang tersesat dalam rimba Dengan kematian di setiap sudut Nyala api dari kayu-kayu Adalah detak jantung seseorang Sedang bertahan dari napas ke napas Berlari di bawah matahari Memburu jam berderit di dadanya Semakin lama akan jadi jurang Memisahkan hidupnya Riau, 2022   MENUJU MUSIM–MUSIM Kau tabahkan segenap hatimu Sementara seumpama bulan Menyimpan tubuhnya dalam awan Setelah retak bagai kaca

Read More
PUISI 

AKU MENCINTAIMU

Puisi-puisi Thomas Budi Santosa __________________________________________________________________   AKU MENCINTAIMU   aku mencintaimu melampaui kata-kata sebab kata-kata hanya sebatas pendengaran aku mencintaimu melampaui segala tulisan karena tulisan hanya sejauh penglihatan

Read More
PUISI 

HIJRAHKU

Puisi-puisi HM Nasruddin Anshoriy Ch __________________________________________________________    HIJRAHKU   Hijrahku menebas palang pintu Rekam kata penuh karatan di masa lalu Rekam pikir yang kian pandir dan tak tahu malu Rekam jejak penuh semak dan rimbun perdu

Read More
PUISI 

PERAWAN BADUY

Sajak-sajak Ratna Ayu Budhiarti ________________________________________________________      PERAWAN BADUY   pagi bening terpantul dari betisnya yang bersijingkat menaiki bale bambu hitam, putih, biru tua – konon hanya itu warna yang boleh ditenunnya menjadi selembar harap: sekepul uap nasi di pawon, atau serangkai upacara adat  

Read More
PUISI 

DI TIDURMU, APAKAH AKU JADI MIMPI?

Puisi-puisi Dhea Lintang Wengi ___________________________________________________________________   DI TIDURMU, APAKAH AKU JADI MIMPI?   Malam adalah rutinitas, Dan aku menunggu jadi lebur. Pukul dua pagi, kita menanggalkan seluruhnya. Terjaga lebih lama untuk terlelap lebih panjang. Kita berlarian seperti dua anak kecil, Lalu kelelahan tapi enggan beristirahat.

Read More
PUISI 

Pulang ke Golo Gega

Puisi-puisi Petrus Nandi ___________________________________________________________________   KEHILANGAN HUTAN pagi menciptakan kesedihan dari longgok debu saat daun-daun urung memeluk cahaya. kau datang meruntih kenangan pada ranting berdarah, batang berdarah, akar berdarah, dalam sekeping pulang yang memar.

Read More
PUISI 

Subuh dengan Kretek di Tangan

Puisi–puisi Ahmad Rizki ___________________________________________________________________   SUBUH DENGAN KRETEK DI TANGAN Nyanyian ayat suci menggema ke penjuru kampung, sebatang kretek di tangan terasa nikmat dan menyenangkan. Orang-orang mengatakan komposisi cengkih dan tembakau (yang dirakit dengan tangan) yang pertama kali nongol di Kudus 1900-an itu sengaja diciptakan Haji Djamari (atau nama-nama yang tak kusebutkan lainya) dengan itikad pengobatan. Barangkali, De Kretek Konning dengan Tjap Bal Tiga (nama asli Nitisemito) juga berpikir demikian.

Read More