ESAI FRASA 

Sungai Iman Itu Panjang Sekali

Ketika kecil, menjelang magrib, aku sering memandangi sungai, yang melintas di samping rumah ibu, dari jendela. Kebetulah rumah ibu ada di tepi sungai. Kusebut rumah ibu, karena ketika itu aku sudah yatim sejak berusia lima tahun, dan sepeningal ayah, kami, tiga anaknya, lantas menyebutnya sebagai “rumah ibu”. Dari jendela aku suka melamunkan sungai itu, bertanya dalam hati dari mana airnya yang bening dan berlimpah. Dalam imajinasiku yang kanak-kanak, sungai itu panjang sekali. Aku pernah menyusuri sampai ke muaranya di bibir Pantura, dengan naik sepeda. Tapi, aku tak pernah tahu di…

Read More

Belajar pada Rumputan

Tiap pengalaman religius yang mengesankan, baik pengalaman inderawi maupun rokhani, selalu merangsang proses kelahiran ‘bayi unik’ yang disebut puisi. Dari sini, ribuan puisi saya lahir dan membangun hidupnya sendiri. Bahkan, kadang, hidup yang dibangun oleh puisi sungguh tak terduga. Bagi saya, religiusitas tidak hanya inspiratif, tapi juga indah. Setidaknya, begitulah penjelajahan kreatif saya setiap bersentuhan dengan pengalaman-pengalaman religius. Atau sebaliknya, ketika sebuah perjalanan ataupun pergulatan religius menemukan momentum-momentum puitik yang begitu kuat menyentuh rasa keindahan. Hasilnya, adalah imaji-imaji puitik yang sering terangkai begitu saja dalam kata-kata yang terasa indah. Bagi…

Read More
FRASA 

Sungai Iman

Ketika kecil, menjelang magrib, aku sering memandangi sungai, yang melintas di samping rumah ibu, dari jendela. Kebetulah rumah ibu ada di tepi sungai. Kusebut rumah ibu, karena ketika itu aku sudah yatim sejak berusia lima tahun, dan sepeningal ayah, kami, tiga anaknya, lantas menyebutnya sebagai “rumah ibu”. Dari jendela aku suka melamunkan sungai itu, bertanya dalam hati dari mana airnya yang bening dan berlimpah. Dalam imajinasiku yang kanak-kanak, sungai itu panjang sekali. Aku pernah menyusuri sampai ke muaranya di bibir Pantura, dengan naik sepeda. Tapi, aku tak pernah tahu di…

Read More