Empat untuk Tempat Bernama Indonesia
14 Wartawan Baca Puisi di Balai Pemuda Surabaya

SURABAYA (Litera.co.id) – Memeriahkan Hari Pers Nasional (HPN), empatbelas penyair yang berprofesi sebagai wartawan membacakan puisi-puisinya di Gedung Barat Balai Pemuda, Jalan Yos Sudarso, Surabaya, Selasa, 19 Februrari 2019, pk 19.00 WIB. Kegiatan pembacaan puisi dengan judul “Wartawan Penyair Baca Puisi” ini masih dalam rangkaian Bengkel Sastra, salah satu agenda sastra bulanan Bengkel Muda Surabaya.
Diskusi Buku Puisi 4 Penyair Indonesia
Puisi-puisi Muhamad Kusuma Gotansyah

Muhamad Kusuma Gotansyah, lebih dikenal dengan panggilan akrabnya yaitu Gotan. Lahir di Tangerang, 2002. Menetap dan bersekolah di Kuala Lumpur. Gemar bermusik, menulis, dan membaca. Beberapa karyanya berupa cerpen dan puisi pernah dimuat di media-media online seperti Litera dan Nusantaranews. Ia juga memiliki blog yang beralamat di berisiklegal.wordpress.com
Sungai Iman

Ketika kecil, menjelang magrib, aku sering memandangi sungai, yang melintas di samping rumah ibu, dari jendela. Kebetulah rumah ibu ada di tepi sungai. Kusebut rumah ibu, karena ketika itu aku sudah yatim sejak berusia lima tahun, dan sepeningal ayah, kami, tiga anaknya, lantas menyebutnya sebagai “rumah ibu”.
Dari jendela aku suka melamunkan sungai itu, bertanya dalam hati dari mana airnya yang bening dan berlimpah. Dalam imajinasiku yang kanak-kanak, sungai itu panjang sekali. Aku pernah menyusuri sampai ke muaranya di bibir Pantura, dengan naik sepeda. Tapi, aku tak pernah tahu di mana hulunya, dan seberapa jauhnya. Kalau aku menyusurinya ke hulu, pasti takkan sampai-sampai.
Bincang Sastra Bersama Penyair Kudus

KUDUS (Litera.co.id) – Keluarga Penulis Kudus (KPK) memgundang para sastrawan, penyair dan pecinta sastra, khususnya yang berada di wilayah Kabupaten Kudus dan sekitarnya untuk hadir dalam agenda Bincang Sastra Bersama para penyair yang akan digelar pada Minggu, 10 Februari 2019, di Sanggar Teater Djarum, Jalan Ahmad Yani 41, Kudus, Jawa Tengah, pukul 08.00 WIB – selesai.
Baca Puisi Tanpa Memarahi Puisi

MUSTAFA ISMAIL | @MUSISMAIL | Penulis dan pegiat sastra |
Secara guyonan, saya kadang suka iseng nyelutuk saat melihat orang membaca puisi dengan teriakan-teriakan membahana: “Tolong jangan memarahi puisi.” Tentu ucapan spontan itu tak akan terdengar oleh orang yang sedang membaca puisi. Tapi orang-orang di sekeliling saya boleh jadi mendengarnya.
Frasa Ahmadun Yosi Herfanda
Menyongsong Buku Antologi Puisi Rembulan dan Matahari
Sepotong Jazz Iman Sembada

Iman Sembada dilahirkan di Purwodadi, Jawa Tengah, 4 Mei 1976. Ia menulis puisi yang dipublikasikan di berbagai media massa. Buku puisi tunggalnya Air Mata Suku Bangsa (2004) dan Perempuan Bulan Ranjang (2016). Kini sedang menyiapkan buku antologi puisi terbaru. Sehari-hari bergiat di Komunitas Sastra Indonesia (KSI).