DONASI SASTRA, LITERARY DONATION.
Sejak mulai tayang, Portal Sastra Litera dikelola secara swadaya dan lebih cenderung bersemangat gotong royong demi ikut menggerakkan serta memajukan sastra dan literasi. Sejauh ini kami tidak memiliki sumber pendanaan, kecuali kerjasama-kerjasama insidental dengan sejumlah pihak, yang tentu saja belum dapat menghidupi Litera secara layak, apalagi memberi honor kepada para awak redaksi dan penulis.
Karena itu, kami mengetuk hati Anda semua — pembaca yang penduli pada nasib sastra dan literasi di ranah daring — untuk berbagi donasi demi terus menghidupkan Litera. Transfer donasi Anda ke rekening Yayasan Kreativa Indonesia BNI Cabang Fatmawati Nomor Rekening 0697146048. Dana yang terkumpul dari donasi akan dikelola secara transparan untuk keperluan pengembangan laman Litera, biaya sewa domain dan hosting, biaya pengisian konten, dan biaya operasinal lain, serta untuk biaya penyelenggaraan Anugerah Sastra Litera yang kami adakan tiap tahun. Jika dana yang terkumpul berlebih, akan dialokasikan sebagai Dana Santunan bagi sastrawan yang membutuhkan.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah berdonasi. Kirim bukti transfer melalui wa ke 081315382096. Semua donasi akan diumumkan dalam daftar pendonor di bawah ini:
Nama Jumlah donasi
—————————————————— +
Jumlah donasi per September 2022 Rp 6.250.000,-
Semoga amal baik Anda semua mendapat balasan berlipat dari Allah Yang Maha Kasih. Salam sehat penuh rasa damai dan sejahtera untuk kita semua. @ Redaksi Liter
DONASI SASTRA, LITERARY DONATION. Sejak mulai tayang, Portal Sastra Litera dikelola secara swadaya dan lebih cenderung bersemangat gotong royong demi ikut menggerakkan serta memajukan sastra dan literasi. Sejauh ini kami tidak memiliki sumber pendanaan, kecuali kerjasama-kerjasama insidental dengan sejumlah pihak, yang tentu saja belum dapat menghidupi Litera secara layak, apalagi memberi honor kepada para awak redaksi dan penulis.
Read MoreKetika masih kecil dan tinggal bersama Bude di kampung, saya bertetangga dengan orang berpunya yang cukup dermawan. Saya ingat betul, setiap Idul Adha, dia berkurban beberapa ekor kambing. Salah satu kambing, sehabis bipotong dan dikuliti, digantung terbalik di pohon jeruk, di halaman belakang rumahnya. Lalu dia memanggil anak-anak kampung, termasuk saya, untuk manimati daging kambing segar itu. Anak-anak dibiarkan memilih dan mengiris sendiri daging bagian mana yang mereka sukai. Disediakan beberapa potong pisau, segepok tusuk sate, beberapa mengkuk sambal kecap, dan dua pemanggang sate. Maka berebutlah anak-anak, termasuk saya,…
Read More
