puisi 

Puisi-Puisi Iwan Setiawan

IWAN SETIAWAN (iwan s nagendra), kelahiran kotabumi 23 agustus 1980. Kini berdomisili di padang tepatnya di jalan kampung jua No.52 lubuk begalung padang, sumatra barat. Bisa di hubungi via face book dengan akun kakek jomblo tampan, penyuka puisi sejak SD, puisi baginya adalah ruh dan ada beberapa karyanya tergabung dalam antologi antara lai dalam buku 55 penyair coretan dinding kita, antologi sastra roemah bamoe.

HILANG

kesunyian ini
kuresapi sebagai cacian
di batas ceracau kata-kata yang melesat
dan sedihnya menyimpan derita
pada akar-akar hatiku
lukaku telah sempurna
berserakan di taman-taman cintaku
jalan ini tak menyimpan bahagia
bulan yang datang berpesta pora
langit menuju kelam
membawa kabar tentang keheningan
malam ini aku kembali di sulut sepi
hingga aku tersesat dalam keterasingan
di mana?
tempat apa ini?
hatiku kian rana, tak mengenal jalan untuk pulang
rindu ini sasar pada kebutaan
kemana harus kulangkahkan kisah ini
kenangan lama kembali menyergapku
mengisi otak di kepalaku tentang sebuah rindu
aku penjamkan mata ini
aku catat kembali namamu
untuk segera kuingat
berkali-kali hingga semua kembali lenyap
dan kau!, tetap tiada
lalu aku sandarkan nama-nama asing
dalam lamunanku ini
untuk kemudian kuhafal melupa masa silam
karena kenangan itu
tak lagi bisa mencatat namamu

roemah bamboe, 2016

HANYA KITA, AN

kita telah menjadi kunang-kunang
di ladang kesunyian
kubawakan secawan madu gersang
untuk melepas dahaga
tak ada yang bisa kunikmati
dari sedihnya matamu
kelukaan itu telah menyatu dan menjadi batu
tajam rindumu
tak lagi bisa menghujam lebih dalam
sebab kita hanyalah sekumpulan dungu
yang terombang ambing dalam lautan kelam
sudah kuhafal jejak itu
jejak yang memang hanya untuk kita menangis
betapa kesepiannya kita, an
dulu aku pernah juga arungi samudra biru
yang katanya indah melulu
namun, nyatanya aku kembali terperangkap pada bisu
seperti katamu”kita hanya bisa bertahan”
lalu sampai kapan
kekecewaan ini terlalu lama
untuk kita nikmati
betapa tidak, lihat saja cekung dalam mataku
dan kerut di wajahmu itu
telah menggambarkan sebuah perjalanan panjang
dalam menikmati derita ini, an
mari, kita coba duduk di serambi senja ini
dan bercengkerama
sambali belajar untuk memahami
apa arti hidup sesungguhnya
dan menghayati semua yang terjadi di sekeliling kita
sebab terkadang ada kata terlepas
yang mampu untuk kita bertahan
dalam hidup yang penuh kekecewaan ini, an

padang, 2016

SEPASANG MATAMU

puisi untuk ana

 

sepasang mata yang kusenangi itu
adalah milikmu, ya hanya milikmu
mata yang tujuh belas tahun lalu
begitu dekat denganku
namun, aku sempat temukan gelisah dalam matamu
satu persatu kutangkap kata-kata yang kau eja
ada tangis yang menghadang
kesunyian itu terasa panjang
engkau melangkah dalam gugusan kelam
coba rangkai kebahagiaan
namun, kembali aku temukan rembih di matamu
nada lirih begetar lewat bibir indahmu
menata aksara mencari arti kesejatian hati
angin yang setia berhembus pada kesepian
tetap tenang mengitari aroma tubuhmu
nyanyian daun yang jatuh tetap membawa duka
dalam hari dan waktumu
katakanlah, an
tentang halaman hatimu yang sunyi itu
ceritakan saja kepadaku meskipun itu dengan air mata
jangan berdiri di bawah awan yang hitam
sebab kau akan temukan gerimis penuh duka
dalam perjalanan sepimu, nanti
an

padang 2016

 

Related posts

Leave a Comment

six − 4 =