PUISI 

SEPI MENCAIR DI PELAMINAN YANG MEMBUSUK

Sajak-sajak Pulo Lasman Simanjuntak

_____________________________________________________________________

 

 

SEPI KAPAN MENCAIR

 

sunyi merayap

sepi tiarap

hening berharap

hidup nyaris kiamat.

 

aku bertanya lagi,

tetapi pertanyaanku yang membeku

membentur jidat para pejabat

tak mau lagi berjabat erat

 

ketika berita kusebar

makin berkarat

ketika siaran kudendangkan

makin melarat

 

dengarlah,

oi, para pewarta

oi, para pujangga

di ujung otot usia menua

di muara ibu negeri

hijrah tumpah ruah

 

sepi

kapan mencair

akankah sampai

tiba

nyawa kita turun ke liang bumi

orang-orang mati

tak punya lagi

pengharapan

kepastian

 

Jakarta, Rabu, 31/1/2024

 

 

 

 

PERKAWINAN MEMBUSUK

 

perkawinan ini makin membusuk-

dipahat dengan air liur amarah berkepanjangan

dibenturkan suara jeritan ratusan hewan buas

yang muncul tiba-tiba

karena selalu ada kabar

kemurtadan hari kemarin

 

lalu segera dimasaknya

bumbu dan menu perkawinan

dalam dapur perapian

tempat para pendekar iblis

bertarung mau turun

ke dunia paling sunyi

 

nyaris  menjelma menjadi seekor matahari terbenam

bintang-bintang berguguran

hari ketujuh jadi pesakitan

disiram air keras

sekeras hatinya yang kian

membatu

 

setelah melewati aliran-aliran sungai penghakiman

maka perkawinan harus menghadap pengadilan

 

semoga ada pasukan balatentara dari langit

yang mau jadi pembela

sehingga nama kita jangan sampai terhapus

dari kitab kehidupan

dari ayat-ayat suci hapalan

dari Tuhan yang masih kendali perkawinan

 

Jakarta, Senin,  22-1-2024

 

 

 

 

BERSAKSI

 

melalui layar zoom-

basah ditelan hujan malam

engkau masih di kamar mandi

mengguliti tulang-tulang tubuhmu

yang makin mencair

sebelum disampaikan

khotbah tentang nubuatan

akhir zaman terlupakan

 

kuceritakan penderitaan

makin berkepanjangan

satu untuk para pahlawan iman

satu lagi untuk jamaah serabutan

aku tetap kelaparan

 

“seribu penyakit menular harus ditebar

dalam rumah persinggahan, lihatlah

tiap malam rembulan batuk darah

minta suntikan obat-obatan

dari rumah sakit orang miskin,” teriaknya

dari atas tikar

yang penuh dendam dan kebohongan

 

aku harus segera meditasi

kembali ke gua-gua kesunyian

mengais barang-barang loakan

lantaran anakku yang gagah perkasa

senantiasa berpesan penuh kemarahan

jangan ada lagi perkakas logam yang dijual

atau perangkat elektronik dijejer

di jantung kiri dan etalase kematian

 

datanglah kepada Tuhan Yesus, pesanmu

sebab dari bukit hambalang

deru angin sangat kencang

semua diselesaikan

satu siksaan

kapan berakhir

hari-hari tak punya kepastian

 

Jakarta, Senin 12 Februari 2024

 

 

 

 

PUISIKU BERLARILAH 

 

puisiku

berlarilah

menuju matahari sorehari

yang bersinar dengan amarah

kemarau panjang

kering

mengerikan

 

meledakkan gunung batu

memangkas bukit rohani

sampai daun-daun ikut berguguran

 

di atas ranjang

ia sering menjilati masa lalunya

yang purba

 

sekarang ia menjelma

jadi perempuan

dikutuk ular berbisa

cemburu membuta

 

bila meneteskan airmata

diurai tali-tali maut

mau menjemput

 

Jakarta, Senin, 5 Februari 2024 

 

 

 

 

PERKAWINAN  (33 TAHUN)

 

perkawinan kudus  ini

telah melahirkan kesetiaan

kepada ajaran penurutan

Tuhan yang mengawal di depan

sejak usia masih perkasa

hingga tubuh masuk lansia

 

biarlah tangan kami berdua

tak akan lepas

terikat rantai emas

 

bila badai keras meluncur deras

di pintu hati cemas

hanya sehelai doa syafaat

diterbangkan

setinggi cakrawala pekat

hingga seratus malaikat

datang melawat

 

sampai dilanda kelaparan

sampai di gerbang kematian

atau Tuhan datang

dalam awan melayang

dan hembusan angin sakal

 

di bumi kubur terbuka

di tepi akhir zaman

nyanyian rebana

tiupan sangkakala

kami tetap bertahan

sampai kesudahan

 

Jakarta, Jumat 16 Februari 2024

___________________________

 

BIODATA :

Pulo Lasman Simanjuntak, karya puisinya telah diterbitkan dalam 7 buku antologi puisi tunggal dan 27 buku antologi puisi bersama para penyair seluruh Indonesia.Diundang membaca puisi di Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB.Jassin, Pusat Kesenian Jakarta (PKJ) di Taman Ismail Marzuki (TIM).Bekerja sebagai wartawan dan bermukim di Perum Pamulang Permai I, Pamulang, Kota Tangerang Selatan.Kontak person : 08561827332 (WA).

 

Related posts

Leave a Comment

17 − nine =