Cublak-cublak Suweng

Cerpen: Endang S. Sulistiya ___________________________________________________________________ Hanya karena masih ada bapak dan ibu di kampung halaman, sesekali aku menyempatkan diri pulang. Seringnya sendiri, kadang-kadang bersama suami dan dua anakku. Jujur, ini memang tampak sekadar menggugurkan kewajiban. Seperti gerakan salat kilat yang aku laksanakan di antara gegap gempita dunia. Tiada sama sekali khidmat seorang hamba yang berserah pada Tuhannya. Lantaran kekhusyukan telah tercurah sepenuhnya dalam mengais rezeki. Untuk memenuhi tuntutan kebutuhan pula keinginan yang kian beragam.

Read More