Agenda 

Penyair Adu Lucu di Malam Sastra Margonda

DEPOK – Bertajuk “Dongeng Tentang Kita”, Malam Sastra Margonda (MSM) yang diadakan oleh Komunitas Sastra Margonda untuk memperingati Hari Dongeng Sedunia yang jatuh pada 20 Maret 2020. Malam Sastra Margoda diadakan di Miebiee Pasta, Jl. Merpati 6 No.237, Depok Jaya, Kec. Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat, pada Sabtu malam, 14 Maret 2020 pukul 19.00 hingga 22.30 WIB. “Acara diwarnai dengan pembacaan puisi, petikan cerita, mendongeng, musik, dan peluncuran buku,” kata Willy Ana, salah seorang penggagas dan penggerak Malam Sastra Margonda.

Penggagas dan penggerak Malam Sastra Margonda lainnya adalah Mustafa Ismail, Tora Kundera, dan Sigit Che. “Nah, Bang Moes (sapaan akrab Mustafa Ismail), yang kita kenal selama ini sebagai penyair dan jurnalis sebuah media nasional akan kembali tampil sebagai komedian,” kata Tora Kundera menambahkan. “Sastrawan lain yang akan adu lucu menjadi komedian adalah penyair dari Yogyakarta Mahwi Air Tawar dan penulis dan filosof asal Bengkulu Iwan Kurniawan.”

Sejumlah nama penting yang dijadwalkan tampil dalam kegiatan ini adalah Fanny J Poyk, Sihar Ramses Simatupang,
Endang Supriyadi, Iman Sembada, Edrida Pulungan (Medan), Listin Wahyuni (Yogyakarta), Juli Hantoro, Titik Nurhayati, Vivin Sri Wahyuni, Moksha Ragadewa, Ahmad Suyudi, Khairullah Ahyari, Roso Suroso, dan Raden Mas Sudarmono. “Adapun pertunjukan musik menampilkan Ki Sungsang Sumbal dan kawan-kawan,” ujar Sigit Che.

Untuk kegaitan mendongeng akan tampil pasangan ayah-anak, Gunawan Wicaksono bersama Indonesiana Ayuningtyas Wicaksono (8 Tahun). Gunawan adalah lulusan sastra Jawa FIB UI dan dikenal sebagai fotografer sebuah majalah terkemuka Indonesia. Lalu, ada pula tiga buku yang diluncurkan, yakni karya penyair J Kamal Farza (Aceh) berjudul “Kumpulan Surat Cinta”, Mahrus Prihany (Lampung) berjudul “Seseorang yang Menunggu di Simpang Bunglai” dan Arif Wibawa (Yogyakarta) berjudul “Sekedar Interupsi”.

Direncanakan, kegiatan ini akan disiarkan secara langsung di akun Instagram @sastramargonda dan Youtube: Sastra Margonda. “Kegiatan ini salah satu upaya menciptakan ruang kreatif bagi anak muda untuk berekspresi. Makanya Malam Sastra Margonda tak hanya menyajikan karya sastra, tapi juga berbagai karya seni bidang lainnya,” ujar Mustafa Ismail. “Ini juga bagian upaya kami memperkenalkan Depok bukan hanya sebagai tinggal para seniman, tetapi banyak kegiatan seni dan budaya.”

Margonda adalah nama seorang pejuang yang meninggal dalam pertempuran ketika pasukannya menyerang tentara Inggris di Kali Bata pada 16 November 1945. Ia lahir di Bogor, dan masuk anggota BKR di Bogor. Setelah mengikuti pendidikan kemiliteran, ia bergabung dengan Batalion Kota Bogor dengan pangkat letnan muda. Dari Bogor, ia naik kereta api dan bergabung dengan pasukan Batalion I di Depok.

Dulu Depok adalah kota kecamatan dari Kabupaten Bogor. Sejak 20 April 1999, Depok ditetapkan menjadi kotamadya yang terpisah dari Kabupaten Bogor. Margonda kemudian disematkan menjadi nama jalan utama di Depok. (R)

Related posts

Leave a Comment

20 − fourteen =