Berita PERISTIWA 

Bedah Cerpen Karya Siswa Enggang Khatulistiwa

Litera.co.id (Pontianak)- Bedah cerpen karya siswa Enggang Khatulistiwa Pontianak yang berlangsung dalam acara bazar buku pada Rabu (10/5/2017) malam lalu, menghadirkan dua orang penulis Kalbar, yakni Vivi Al-Hinduan yang telah menghasilkan empat buku dan tengah menggarap naskah buku kelimanya, dan salah seorang siswa Kelas Menulis Enggang Khatulistiwa, Lola Prianti. Cerpen karya Vivi Al-Hinduan berjudul “Mbok Yam, Perempuan Pasar Senggol” dan cerpen karya Lola Prianti berjudul “Warna Kelabu Hidup Nadia,” dibedah oleh sastrawan Kalbar sekaligus Ketua Forum Sastra Kalimantan Barat (FORSAS Kalbar) Ilham Setia.

Acara berlangsung di dalam ruangan gedung Komisi Yudisial Kalimantan Barat, Jalan Irian. Hadir beberapa peserta dari berbagai komunitas kepenulisan di Pontianak. Cerpen karya Vivi menggambarkan kehidupan seorang perempuan separuh baya yang sehari-hari berjualan sayur di Pasar Senggol (Kenanga), tak jauh dari Keraton Kadariah, Masjid Jami Sultan Abdurrahman, dan Kampung Beting. Cerpen ini syarat dengan kritik sosial, khususnya mengenai karakteristik dan citra Kampung Beting sebagai ‘kampung narkoba’ yang sangat terkenal di Pontianak, bahkan Kalbar. Cerpen ini juga akan dibacakan para siswa Kelas Menulis Enggang Khatulistiwa pada pembukaan Festival Pasar Rakyat 15 Juli 2017 nanti yang berlangsung di Pasar Kenanga, Pontianak Timur.

“Cerpen ini saya tulis dua tahun silam. Waktu itu, saya tidak pernah menyangka akan diselenggarakan event nasional bertajuk Festival Pasar Rakyat yang berlokasi tepat di Pasar Kenanga,” ujar Vivi.

Sementara, Lola Prianti mengangkat tentang realitas sosial yang marak terjadi di Kalbar-termasuk Kota Pontianak akhir-akhir ini yakni kekerasan seksual terhadap anak perempuan di bawah umur. Lola memaparkan, cerpen bercerita tentang seorang anak berumur 9 tahun, Nadia, yang hidup bersama ayah kandungnya setelah ibunya tewas bunuh diri karena tak tahan menanggung beban hidup dan perlakuan kasar sang suami. Ayah Nadia lantas menyalurkan hawa nafsu kepada putri semata wayangnya tersebut hingga akhirnya Nadia tewas di tangan ayahnya sendiri.

“Paragraf pembuka cerpen “Warna Kelabu Hidup Nadia” ini sangat unik. Gimmick yang dihadirkan penulis di awal paragraf mampu membuat pembaca tertarik melanjutkan cerita hingga usai,” papar Ilham.

Cerpen karya Lola Prianti sudah dimuat di Harian Pontianak Post 2016 lalu. Sementara, cerpen “Mbok Yam, Perempuan Pasar Senggol” karya Vivi Al-Hinduan telah dibukukan pada 18 Oktober 2015 dalam Buku Antologi Cerpen Langit Bumi Arwana bersama cerpen karya para penulis lainnya yang tergabung dalam Forum Lingkar Pena Kalimantan Barat (FLP Kalbar).

(R)

Related posts

Leave a Comment

seventeen − five =