PUISI 

Rel Kereta Stasiun Besar

Puisi-puisi: Setiyo Bardono ____________________________________________________________________

TANGGA STASIUN KERETA

Menapaki anak-anak tangga stasiun kereta, aku belajar menghitung kalori yang terbakar sebanyak angka-angka tertera.

“Naik tangga membuat jantung sehat,” katamu memberi semangat.

Semoga itu bukan sekedar rayuan pemikat, agar aku melupakan eskalator yang sering tak sehat atau lift yang terkadang sekarat.

Menapaki anak-anak tangga stasiun kereta, aku menghitung kecemasan yang mendera, tak terukur angka-angka.

“Masih banyak kereta yang akan lewat,” katamu memberi nasihat.

Semoga itu bukan sekedar hiburan sesaat, agar aku bisa menenangkan keresahan yang terselip di sela roda waktu bergulir cepat.

 

Stasiun Manggarai, Maret 2023
—————————————

 

SENJA DI STASIUN CIKINI

Di depan stasiun kereta, lelaki dan perempuan lincah melompati pagar, cara pintas daripada berjalan memutar. Semua bergegas mengejar kereta yang melaju segesit ular.

Tak ada tulisan berapa kalori yang terbakar ketika melompati pagar, karena memang tidak dianjurkan dan melanggar. Seharusnya kita berjalan memutar mengikuti alur jalan yang benar. Mungkin perlu dipasang stiker: Jalan memutar membuat betis lebih kekar.

Di sekitar pagar tak ada tanaman, aku takut pagar lapar, tak bisa makan tanaman kemudian makan korban: mungkin celana robek atau jatuh terjengkang.

Di dalam stasiun tak ada tukang permak celana, kita tak bisa menjahit luka-luka apalagi menambal malu rasa.

Maka, selalu ingatlah peribahasa: Sepandai-pandainya penumpang kereta melompati pagar, suatu saat bisa jatuh ke tanah juga. Lebih malu lagi, sudah jatuh terekam kamera.

 

Stasiun Cikini, 22 Februari 2023
—————————————

 

TIANGTIANG BESAR STASIUN KERETA

Tiang-tiang kokoh menyangga mimpi-mimpi besar dari stasiun besar yang bertiwikrama menjadi lebih besar.

Ia ingin menata dan mengendalikan laju ular besi yang berseliweran dari empat penjuru arah.

Tiang-tiang besar mengganggu langkah-langkah kecil yang tumpah ruah menyesaki peron stasiun kereta.

Ia seperti kebingungan mencari celah di ruang-ruang sempit untuk menapakkan kaki-kaki besarnya agar tetap kokoh menyangga berat beban.

Langkah-langkah kecil dengan beragam rencana di kepalanya berpapasan dengan tiang-tiang besar yang menyangga mimpi-mimpi raya.

Mereka harus berjuang menghadapi banyak kemungkinan sebelum kereta datang menumpahkan dan membawa tubuh-tubuh meninggalkan stasiun yang sibuk menyempurnakan mimpinya.

 

Stasiun Manggarai, Maret 2023
—————————————

 

REL KERETA

Meskipun stasiun terus berdandan dan berbenah agar tampil megah, rel kereta tetap bersahaja.

Ia hanya perlu memperkuat pijakan agar tangguh menghadapi tempaan berat beban dan terpaan perubahan cuaca.

Meskipun kereta baru dan kereta bekas berdatangan menebar pesona, rel kereta tampil apa adanya.

Ia hanya perlu setia menjaga jarak agar terjaga laju kereta yang mengantarkan mimpi-mimpi ke belantara kota.

 

Stasiun Depok Baru, 7 Maret 2023.
——————————————-

 

Setiyo Bardono

Penulis kelahiran Purworejo ini telah menerbitkan antologi puisi tunggal yaitu Mengering Basah (2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (2012).

Puisi-puisi karyanya juga termuat di berbagai antologi bersama antara lain Dian Sastro For President #2: Reloaded (2003); Kakilangit KESUMBA (2009); Resonansi (2010); Empat Amanat Hujan (2010), Peradaban Baru Corona (2020), dan lain-lain.
Email: setiakata@gm

Related posts

Leave a Comment

6 − one =