MENGAMBANG JAUH

Puisi-puisi Pulo Lasman Simanjuntak ______________________________________________________________________

 

MENGAMBANG JAUH

Rumah bising sewindu mengeja kata batin
Barang gadai tercecer
Engkau mengalunkan gamelan mati
Garis telapak jemari

Nomor-nomor kode buntut
Kebutuhan perkelahian
Kartu dibanting
Dibangun persaudaraan kembar memanjang

Pernah telegram kanker rahim
Anakmu yang perempuan menyilet lengan
Sampai membusuk
Sudah kehilangan bandar udara
Dalam sumur-sumur subur

Mengapa nyawamu menghilang
Lakon buruk menyantap menu ganja
Sejak engkau membenci hiruk pikuk
Pasar sekejap
Membakar sekolah
Tanpa abjad

 

 

CAWANGJATINEGARA SUATU SIANG

Matahari ada di telapak kaki ketika gerombolan orang sibuk terpekur
Ini pertama bagi kita membuka lembaran kerja
Mungkinkah terbayang jika sobat lama
Enggan memberi permainan otak

Polonia sudah terlewati
Sunggah di kampung melayu
Barangkali ada senyuman menakutkan

Hewan membasuh terminal
Angan-angan bakal melambungkan
Segala rupa menjadi pewarta

 

 

KONFLIK DALAM PERISTIWA

1//
Para rahib datang berbaju tanpa kancing
Menelan rakus birahi
Boneka lalu lalang membawa pisau belati
Potret bunuh diri

Padahal setiap sore
Kawan sebangku
Gemar berpesta bunga senapan
Siapakah gadis mencuri setumpuk perawan
Hingga lengan tanganku
Hilang ingatan

2//
Lewat monolog alkohol susu
Disimak pertemuan tak terduga
Patung-patung arca menyambut perkelahian
Pegawai pribumi menggelepar
Di altar semak belukar

3//
Didakinya bukit-bukit logam
Tiap persimpangan makam ibu
Dalam genangan pasir

 

Pulo Lasman Simanjuntak, menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Publisistik (STP-Jakarta). Belajar sastra secara otodidak. Karya puisinya telah dipublikasikan diberbagai media. Buku Antologi Puisi Tunggal yang sudah terbit Traumatik (1997), Kalah atau Menang (1997), Taman Getsemani (2016), Bercumbu dengan Hujan (2021), Tidur di Ranjang Petir (2021), Mata Elang Menabrak Karang (2021), serta tengah persiapan terbitnya Buku Antologi Puisi ke VII Rumah Terbelah Dua (2021).Sajaknya juga ikut dalam 10 buku antologi puisi bersama.
Ketua Komunitas Sastra Pamulang dan saat ini bekerja sebagai wartawan.

Related posts

Leave a Comment

12 + nineteen =