puisi 

Puisi-Puisi Achmad Hidayat

Achmad Hidayat, kadang menggunakan nama pena Achmad Hidayat Alsair. Lahir di sebuah kota kecil bernama Pomalaa (Sulawesi Tenggara), 15 Mei 1995. Sekarang tengah berkuliah di Universitas Hasanuddin, Makassar, jurusan Ilmu Hubungan Internasional. Selain sibuk dengan tugas dosen dan berdiskusi mengenai apapun, penulis juga hobi menuangkan hal-hal yang melintas di pikirannya ke atas kertas. Yang terbaru, salah satu puisinya tergabung dalam antologi Ketika Dirimu Menjadi Mawar (Sabana Pustaka, 2016).

 

                  Cerita Sebelum Lelap

 

“Berceritalah padaku malam ini.

Aku ingin mendengar suaramu

yang sering kuanggap cacat ekspresi

namun itu bukan pengundang jemu

Berceritalah padaku mengenai harimu

segala keluh kesah kasih sekelilingmu

tanpa harus beranggapan bahwa itu semua

adalah biasa dan wajar-wajar saja

Berceritalah padaku mengenai cuaca

yang sering kau keluhkan apalagi bila hujan tiba

gerutu akibat genangan tanpa perasaan iba

bersama langkah-langkah jenjang tak gembira

Berceritalah padaku mengenai senja

yang selalu kau usir kala bertamu di beranda

katamu silaunya selalu menerpa mata

halangi untuk melihat langit dan panorama

Berceritalah padaku hingga kau lelap

kuingin bisikanmu jelajahi kamarku

kulihat ia ditumbuhi sepasang sayap

dan berniat membangun sarang di kupingku”

 

Aku lupa, lalu terlelap

Aku lupa, lalu enggan bersayap

 

April 2016

 

                            Lelah : Peperangan

 

Lembaran demi lembaran

cerita interval zaman

patriotisme kepahlawanan

dan derita dalam kekejaman

Layar yang menghitam

pertegas sebuah ironi

dalam kamar temaram

terbungkus aura sepi

Aku menderita lelah

lapar lagi penat

lalu tumpukan itu berubah

jadi ledak sebuah granat

 

Maret, 2016

 

                       Apa Arti Cinta Bagimu?

inspirasi dari bang Rizky

 

Apa cinta adalah penggerak setiap langkahmu?

Apa cinta menjadi bahan bakar setiap semangatmu?

Apa cinta selalu berputar di atas kepalamu?

Apa cinta adalah binar di setiap tatapan matamu?

Apa cinta menggali ingatanmu mengenai diriku?

Apa cinta tak punya penunjuk waktu?

Apa cinta memancar dalam setiap mimpi-mimpimu?

Apa cinta menghangatkan setiap jengkal tubuhmu?

Apa cinta mampu mendamping dalam kesendirianmu?

Apa cinta bukan jembatan antara  peraduanku dan jendela kamarmu?

Apa cinta masuk mengaliri paru-parumu?

Apa cinta menjelajahi pembuluh darahmu?

Apa cinta pemicu setiap detak jantungmu?

Apa cinta mengalir dalam setiap tetes air matamu?

Apa cinta menggerakkan semestamu?

Apa cinta yang membuatmu terus menungguku?

Apa cinta mengenai kau dan aku?

Aku menjawab semua pertanyaan itu

sembari mencumbui nisanmu.

 

April 2016

 

 

Related posts

Leave a Comment

5 × four =