Berita 

Hari Puisi Indonesia dan Doa untuk Rohingya

DEPOK (Litera.co.id) – Dewan Kesenian Depok (DKD) bekerjasama dengan Rumah Seni Asnur menggelar Hari Puisi Indonesia bertajuk “Puisi Kemanusiaan”. Acara ini digelar di Rumah Seni Asnur, Jalan Cahaya Titis, Kav. UI Timur, Tanah Baru, Kota Depok, Sabtu (16/9).

Acara ini banyak dihadiri para penyair, seniman dan budayawan. Mereka yang datang tidak saja dari Jakarta, Bekasi, Tangerang dan Depok. Tapi ada yang berasal dari Aceh, Bengkulu, dan Natuna.

Pemilik Rumah Seni Asnur, Asrizal Nur dalam sambutannya mengatakan bahwa kehidupan berkesenian akhir-akhir ini makin lesu. “Tapi kita tidak boleh menyerah. Kesenian tidak boleh mati. Harus tetap hidup dan menggeliat. Kesenian mesti terus diperjuangkan,” ujarnya.

Tema kemanusiaan sengaja diusung karena telah terjadi tragedi kemanusiaan yang dialami oleh etnis Rohingya di Myanmar. Tragedi kemanusiaan terjadi juga di Indonesia. Tragedi kemanusiaan sudah terjadi sejak lama, sejak zaman purba. Tragedi kemanusiaan terjadi karena adanya ambisi kekuasaan dan keserakahan.

“Sama ceritanya tulang belulang yang dilukiskan Chairil Anwar. Lalu di zaman modern saat ini, jangan lupa, masih ada penjajahan yakni penjajahan ekonomi dan penjajahan budaya. Sudah banyak korbannya,” ucap Ketua DKD Ir. Nuroji. “Kuat-kuatan masih terjadi hingga kini. Itu yang menyebabkan tragedi kemanusiaan yang jarang kita liput dan luput dari kesadaran kita,” imbuhnya.

Selain orasi budaya, Ir. Nuroji juga membacakan puisi berdialek Betawi dengan judul Balada Engkong Amat dan Tanah Airnya karya Jaronah Abdullah.

Iman Sembada, mewakili Ketua Komite Sastra DKD Jimmy S. Johansyah, mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak. “Kepada kawan-kawan penyair, seniman dan budayawan yang telah berkenan hadir, kami ucapkan banyak-banyak terima kasih,” ujarnya.

Hadir dan membaca puisi antara lain Mustafa Ismail, Endang Supriadi, Ical Vrigar, Wig SM, Nanang R. Supriyatin, Willy Ana, Dewi Rbd, Mahrus Prihany, Imam Ma’arif. Ada juga penyair-penyair muda seperti Jihan, Ihsan Saputra, Nawir, dan Fajar Intan yang berasal dari Natuna. (R)

Related posts

Leave a Comment

20 − 5 =