puisi 

Puisi-puisi Yanwi Mudrikah

Yanwi Mudrikah, dilahirkan di desa Darmakradenan, Ajibarang, Banyumas, 12 Agustus 1989. Sejak sekolah di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Purwokerto dia mulai mencintai bacaan kesusastraan Indonesia. Kebiasaan membaca dan menulis itu semakin subur ketika dia kuliah di Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto. Rahim Embun (2013) dan Menjadi Tulang Rusukmu (2016) adalah buku kumpulan puisi tunggalnya.

 

Perempuan

                        yang menanggung beban

           

perempuan itu menampar-nampar luka sendiri

puluhan tahun ia hidup dengan anak dan suami

sesekali ia bersimbah airmata

lalu, mengurai dongeng dan kisah masa lalu

ia gagap

ia merasa pengap

dalam nurani dan akal sehat

 

perempuan itu menebar luka

di jalan-jalan

di trotoar

dan sampailah pada pemakaman

 

perempuan itu,

meluapkan amarah

di tiap-tiap jalan yang berlumur debu

 

darmakradenan, juli 2018

 

 

Lelaki Setengah Baya

                       

ataukah lelaki setengah buaya?

mereka hidup pada kekosongan nurani

 

lelaki setengah baya,

menampung teror-teror dunia

ia gentayangan

dan menyalakan obor-obor

di kegelapan

 

lelaki setengah baya,

menemu tanah kehidupannya sendiri.

 

kosong tapi isi

isi tapi kosong

 

lelaki setengah baya

yang ruhnya entah kemana

 

darmakradenan, Juli 2018

 

 

Narasi Seorang Pemanjat

 

kudekap mereka

hingga menemu angka 100

 

sepagi itu,

kabut mengepul

dan menjilat daun-daun

yang temaram

kulengkapkan dengan tasbih

di tiap tekuk lutut

pohon yang kupanjat

 

kudekap dia

kupanjat dia

kutimba jiwa

dari pohon satu

ke pohon yang lain

 

cuaca adalah kawan terbaik

agar aku dapat bersandar

dari ketakutan-ketakutan

dari harapan-harapan

 

kudekap dia

kupanjat dia

kutimba jiwa

dari satu pohon

ke pohon yang lain

 

purwokerto, maret 2018

 

 

 

 

 

 

Related posts

Leave a Comment

nineteen − 18 =