ARTIKEL 

Politik Kanonisasi Sastra versus Merdeka Belajar: Antara Kebutuhan dan Kebebasan

Oleh HM Nasruddin Anshori Ch, budayawan, pengasuh desa kebangsaan ilmu giri _____________________________________________________________________   Polemik Sastra masuk Kurikulum tampaknya akan semakin “seru dan saru.” Hanya berselang beberapa bulan menjelang tahun ajaran baru 2024/2025 dimulai (Juli 2024), demikian Kompas.com mencatat, Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek melaunching “Buku Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra” yang dibingkai dalam tagline “Sastra Masuk Kurikulum” pada Senin 20 Mei 2024.

Read More
PPN 

Dinas Kebudayaan DKI Siap Dukung  Pelaksanaan PPN XIII di Jakarta

JAKARTA (litera) — Bekerja sama dengan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Pertemuan Penyair Nusantara (PPN) XIII akan dilaksanakan di Jakarta pada bulan November 2025. Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Provinsi DKI Jakarta Iwan Henry Wardhana telah menyatakan kesediaannya untuk mendukung dan memfasilitasi penyelenggaraan PPN. “Kami akan memfasilitasi pelaksanaan PPN XIII. Kita usahakan anggaran untuk itu,”  katanya.

Read More
PPN 

Puisi Mengeratkan Rasa Persaudaraan

Oleh Ahmadun Yosi Herfanda, pemred Litera ______________________________________________________________________   PUISI bisa mengeratkan rasa persaudaraan. Ini bermula sekitar 25 tahun yang lalu di kota Medan. Sekitar 50 penyair dari lima negara di Asia Tenggara berkumpul di sebuah hotel, diprakarsai oleh Laboratorium Sastra Medan. Melalui puisi kita saling mengenali, saling memahami, saling mengapresiasi, dan tiba-tiba pertemuan menjadi penting, dan harus dilanjutkan ke tahun berikutnya.

Read More
CERPEN 

MAESA UTAMI

Cerpen Hafis Azhari  ______________________________________________________________________   MAESA Utami memilah-milah bungkus makanan yang akan dibawa untuk menjenguk anaknya di Rumah Sakit Jiwa Bogor, Jawa Barat. Kalau ada sedikit saja benda tajam, termasuk sendok garpu, ia khawatir anaknya akan salah menggunakannya. Apa saja bisa menjadi alat dan senjata yang bisa melukai tubuhnya sendiri. Sebelum masuk ke dalam, dua orang petugas akan memeriksa tas pengunjung dengan ketat. Bahkan, sebuah bolpoin atau toples kaca yang dibawa Maesa untuk menyimpan cemilan, tetap tak diperbolehkan masuk.

Read More
PUISI 

KATA MENDEBU BERSAMA AIR MATA IBU

Sajak-sajak Nanang Suryadi ______________________________________________________________________     SELAMAT SENJA  “selamat senja,” katanya. puisi gemetar. lindap di balik remang cahaya.  adalah gema. memantul mantul dalam dada. dalam kepala. sebagai dentang. sebagai kenang. berulang-ulang datang.  “peluk aku dalam cintamu. rengkuh aku dalam rindumu. doa-doa yang ikhlas. menggetarkan semesta.”  pikiran-pikiran meruncing. seperti ingin menikam. dan jawab? serupa bening air. memantulkan wajah galau.    28 September 2015 

Read More
Agenda 

DARI KOMUNITAS TISI UNTUK 89 TAHUN PENYAIR TAUFIQ ISMAIL

JAKARTA (Litera) —  Taufiq Ismail. Ia sosok penting bagi negeri ini. Bukan hanya di ranah  sastra, tapi juga di keluasan khazanah literasi bangsa. “Belum lama ini kami duduk bersama di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat. Urun-rembuk untuk mengapresiasi kontribusi beliau terhadap perkembangan sastra dan literasi bangsa,” ujar Isson Khairul, Persatuan Penulis Indonesia, melalui laman media sosial di Jakarta.

Read More
PUISI 

KEPADA WAKTU AKU BERTANYA

Sajak-sajak  Zaki Ef ______________________________________________________________________     KEPADA WAKTU   aku mau bertanya kepada sepatah dua patah waktu yang menampung ruang dan semesta peristiwa kala nuh membina bahtera api dingin kepada ibrahim yunus bermalam di perut ikan musa terhadang lautan dari salib isa diselamatkan sang mustafa dalam gua : ke manakah perginya kalian?

Read More
Prof Dr Abdul Hadi WM, foto diambil dari KOMPAS Tv PERISTIWA 

Abdul Hadi WM: Angkatan 70, Gerakan Sastra Sufi, dan Kembali ke Akar 

JAKARTA (litera) — Penyair, sastrawan, dan budayawan Prof Dr Abdul Hadi WM dikenal sebagai konseptor gerakan sastra Angkatan 70, gerakan sastra sufi, dan gerakan kembali ke akar. Jika Angkatan 70, yang kuat secara konsep dan meyakinkan secara estetis,  kalah bergema dibanding angkatan sastra yang dirumuskan HB Jassin,  gerakan sastra sufi berhasil menjadi gerakan sastra yang masif dan terus menggeliat hingga hari ini.

Read More