PERISTIWA 

Bukan Sekadar Ajang Kumpul

Pamulang (Litera). Dewan Kesenian Tangerang Selatan (DKTS) adakan halal bi halal pada hari Senin, 25 Juli. Acara diadakan di rumah Atte Nabila, bendahara DKTS yang berlokasi di perum Villa Pamulang. Acara ini sedianya juga akan membahas beberapa permasalahan seputar peran DKTS. Dihadiri sekitar 10 orang pengurus DKTS, acara dimulai pkl 19.00 mesti dalam undangan terbuka di grup WA tertulis mulai pkl 16.00.

Dalam pengantar panjangnya H Shobir Poer memberi penjelasan untuk menguatkan kembali semangat teman-teman pengurus DKTS. Hampir 8 tahun Tangsel berdiri banyak infrastruktur belum terbangun dengan baik. Bangunan kantor walikota masih terbilang baru rampung. Banyak kantor dinas masih menyewa di ruko-ruko. Hal ini harus disadari oleh pengurus DKTS agar tidak terlalu menuntut dan berharap banyak pada pemkot untuk sekretariat atau dana operasional.

“Kita tunjukkan dulu kerja dan karya DKTS untuk Tangsel. Jika kita telah berbuat maksimal, kita bisa mengevaluasi kembali beberapa waktu kedepan untuk mengajukan dan melakukan bargaining position,” papar ketum DKTS.

Ketum DKTS yang akrab disapa HSP tersebut menekankan bahwa pengurus DKTS harus kembali bersatu dan solid untuk bergiat dan melakukan intropeksi diri untuk perbaikan kinerja meski tanpa dana dari pemerintah.

“Ini penting untuk menyatukan dan membangkitkan kembali semangat berkarya DKTS agar tak ada anggapan bahwa DKTS hanya ajang kumpul-kumpul dan rapat semata,” lanjut HSP.

“Banyak seniman dan sastrawan justru lahir dan besar dari keterbatasan dan kekurangan,” terang HSP sambil memberi contoh dan menyebut beberapa nama seniman dan komunitas yang tetap eksis meski tanpa bantuan dana dari siapapun.

Di forum tersebut, Eko Cahyo Widianto yang kini menjadi ketua komite film diberi kesempatan untuk menyampaikan program yang diharapkan bisa memicu kembali semangat berkarya teman-teman pengurus lain. Menurut Eko, program yang akan segera dijalankan ini masih berupa wacana, tetapi ia telah membuat konsep yang matang untuk mengimplementasikan gagasannya tersebut. Eko ingin membuat satu program yang mampu menyatukan semua komite DKTS bisa terlibat secara aktif. Eko mengerucutkan gagasannya tersebut dengan kemasan bertema “Pendidikan Masuk Sekolah Melalui Film”. Film masuk sekolah ini bisa melibatkan semua komite yang ada di DKTS yang terdiri dari 7 komite.

“Momentum yang paling tepat adalah saat hari jadi Tangsel yang ke-8 pada November nanti. Dan hal yang paling mungkin adalah dengan melibatkan 6 SMU Negri yang berdekatan dengan kantor walikota,” jelas Eko. Ia lalu memaparkan secara detail dan teknis tentang bagaimana mengimplementasikan gagasan tersebut dan bagaimana semua komite bisa berperan aktif dan terlibat dalam karya nyata bersama-sama dengan bendera DKTS.

Andy Suandi, Sekjend DKTS menyambut baik gagasan tersebut meski sebenarnya hal tersebut pernah juga direncanakan oleh pengurus komite lain tetapi belum terwujud. Andy mengatakan bahwa DKTS beberapa waktu lalu berencana menerbitkan buku yang ditulis masing-masing oleh 7 komite DKTS. Tiap 1 komite menulis karya minimal 10 halaman yang berbicara tentang kesenian di Tangsel.

“Hingga saat ini belum ada 1 komite pun yang mengirimkan tulisan. Butuh keseriusan dan kerja keras untuk mengimplementasikan hal itu,” kata Andy. Ia sendiri telah mengupayakan agar karya DKTS bisa tampil di galeri nasional.

Samodro, ketua komite lukis menanggapi baik ide komite film tersebut. Begitu juga Atte Nabila, bendahara DKTS.

“Kita selama ini seolah terhipnotis dana hibah hingga kita seolah hanya menunggu tanpa berbuat dan berkarya,” kata bendahara dan sang tuan rumah.

Sementara itu sekretaris 1 yang juga dari komite teater, Eni Sumiati memberi respon gagasan komite film dan meminta agar hal tersebut bisa disosialisasikan pada para pengurus lain yang tak bisa hadir.

Eko sendiri meyakinkan pada teman-teman bahwa gagasan yang ia paparkan sesungguhnya telah terencana secara sistimatis dan terjadwal. Bahkan Eko telah memperhitungkan semua secara matang dan menulisnya dalam juklak.

Ketum DKTS sendiri sangat mendukung rancangan komite film karena itu yang paling mungkin untuk membangkitkan ghirah berkarya teman-teman pengurus DKTS saat ini.

Pertemuan DKTS berlangsung hingga pkl 22.00

 

Mahrus Prihany

Related posts

Leave a Comment

14 − 10 =