PERISTIWA 

Sastrawan Sumenep Gelar Salamedan HPI

Litera.co.id (Sumenep)- Sastrawan Sumenep yang terdiri dari beberapa komunitas merayakan acara peringatan Hari Puisi Indonesia (HPI) 2017 yang bertempat di Sanggar Keramat Ganding pada Hari Senin (24/7). Acara dimulai saat titik jarum jam menunjuk angka 20.30 WIB, pelan-pelan tapi pasti beberapa kawan kemudian berdatangan dan berkumpul untuk mengikuti perayaan HPI tersebut.

Sebelumnya, kegiatan HPI Sumenep telah diadakan dengan melalui beberapa tahapan dalam mata rantai acara pada 22-23 Juli 2017. Dibuka oleh Sanggar Musafir dengan agenda lomba baca puisi. Lomba ini mendapat respon yang cukup baik dari para sastrawan, penggiat seni, pelajar, dan mahasiswa di Sumenep.

Sebagaimana disampaikan oleh Fendi Kachonk, penyair yang juga ketua Komunitas Kampoeng Jerami (KKJ) pada Litera, beberapa komunitas yang hadir adalah: Bengkel Teatre yang mengisi acara dengan pertunjukan Teater yang berjudul “Dimensi yang Lain.” Adapula Komunitas Bunyamin dengan pembacaan Puisi. Sedangkan Sanggar Aliens menyuguhkan musikalisasi puisi yang disambungkan dengan musikalisasi puisi dari kawan-kawan TKB dan dari Sanggar Keramat. Pun Komunitas Rumah Kita bersedia dari awal memandu jalannya acara bersama Sanggar Permata.

Ada lilin, obor, musik, dan teater memeriahkan acara. Meski acara dikemas sederhana dan santai tapi tak mengurangi antusias rekan-rekan selama mengikuti acara. Semua berjalan lancar meski ada kendala teknis pada lampu penerangan. Acara seremonial yang mencoba lebih menitikberatkan pada esensi ini berjalan sangat alami dengan bermodal hanya sebatas kecintaan pada puisi.

Dalam sambutan yang diwakili oleh perwakilan Forum Belajar Sastra (FBS) ada himbauan untuk mencintai proses, menghormati semua proses komunitas manapun karena tujuan sejatinya berkomunitas adalah belajar untuk menuju komunitas yang sesungguhnya yaitu bermasyarakat. Panggung sejatinya panggung adalah dunia dan masyarakat itu sendiri.

Saat malam kian larut, acara terasa makin khidmat. Lagu dan puisi “Menjadi Malam” dinyanyikan bersama dengan dipandu oleh ketua pelaksana Mohammad Ramsi Assahra sampai di titik jam menunjukkan angka 22.45 WIB. Puisi “Menjadi Malam” bisa menjadi gambaran bahwa hidup juga melalui proses yang tak mudah. Acara doa bersama dan pemotongan nasi tumpeng diiringi dengan lagu “Indonesia Raya” menjadi pertanda puncak malam ketiga di sanggar Keramat Ganding yang juga malam puncak perayaan sastrawan Sumenep untuk “salamedan” HPI.

(Mahrus Prihany, sumber berita dan foto: Fendi Kachonk)

 

Related posts

Leave a Comment

13 − nine =