puisi 

Puisi-puisi Gustu Sasih

Gustu Sasih lahir tahun 1988 di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Namanya tercantum dalam buku Apa dan Siapa Penyair Indonesia (YHPI, 2017). Menulis puisi sejak masih SMP. Berawal dari ketertarikannya pada potongan-potongan puisi yang sering ia temukan pada lembar-lembar soal ujian. Puisi-puisinya telah diumumkan di sejumlah surat kabar dan media online. Juga tergabung dalam beberapa antologi bersama.

 

 

di hadapan peristiwa

 

seperti gerbang

ini telah dibuka, jauh sebelum tiba seorang pendatang dari biloq songkang

seperti perang

mencari siapa yang dicap kalah, siapa yang berhak menang

yang muncul: dua kubu yang berpantang kumpul; menolak islah

memang tak mudah

walau banyak sempat. walau waktu tak secepat anak panah

jika sampai gegabah, alamat dihinggapi tanda-tanda kalah

sebab ada konflik. ada bentrok. ada trik licik. ada wajah di balik kedok

jarak tak sekadar ada. ia tumbuh, menyerupa niat jahat yang semayam dalam hati musuh

jauh sebelum ini, telah kubilang pada gustu. walau akan banyak terjadi hal-hal di luar duga, ia harus banyak menolak. sebab barangsiapa masih punya nyali, tak akan jadi batang pisang yang mudah ditebas dan dibuang ke belakang yang jauh sekali

keras. gelap. berliku. mengancam tiap detik

yang tinggi, digapai dengan pedang

yang rendah, ditinggalkan sebagai lahan permakaman

tak ada ampun

juga bagi siapa saja yang berani mendekat dan terlibat

yang bercampur: seluruh keinginan yang sedari awal berkumpul membentuk arus

kurus. menderas

sederas peluru melesat dari laras

 

ini di luar biloq songkang

setiap yang terjadi, bak angin: datang menampar, pergi tak kembali. yang tertinggal: segala yang lahir dari ingin, juga rahasia, dendam, rencana, catatan hitam-putih, setiap yang bikin tanggal, setiap yang jadi repih

 

2018

 

 

ke biloq songkang sore-sore

 

tak hanya tubuh

yang di dalam tubuh juga butuh

ke biloq songkang

sebagai upaya kembali ke jauh

supaya berlinang

di tanah yang tua oleh bunga, dupa, dan mantera.

mata yang bimbang

bukan berkabar

tidak minta tolong didoa haji abhar supaya terhindar dari balasial

sedari awal, sebelum berjalan, telah kupijak-baca apa-apa di luar yang masif, di luar yang sekerat, yang berlangsung sebagai perkara krusial yang gustu persoalkan

sedari awal, sebelum bentrok terjadi di selatan dari gunungsari, telah kubilang: kelak ini akan jadi lahan sengketa yang disertai rentetan sabotase terencana

itu lebih sahih jadi bahan rundingan; ketimbang wacana-wacana klise atau reportase hasil reduksi sejumlah peristiwa alakadar

 

dari kampung murung yang dimukimi gustu sasih

pulang ke timur laut,

tak sekadar mencapai tiba

tak sekadar masuk ke dalam, lalu intim

ada hal tak kasat mata yang tak bisa ditangkap-ungkap oleh siapa saja yang lahir dan menderita lapar di luar biloq songkang

seperti angin

bergerak sendiri

tidak rapi

tapi pandai menolak

 

2018

 

 

Related posts

Leave a Comment

two × 1 =