PERISTIWA 

PUISI RELIGIUS DI PANGGUNG SENI ASNUR

DEPOK (Litera) — Sederet puisi religius mewarnai Mimbar Puisi Ramadhan yang digelar di Rumah Seni Asnur, Tanah Baru, Depok, 23 April 2022. Pergelaran yang diadakan oleh Perruas ini dimulai pukul 15.00, secara luring dan daring. Tampil secara bergantian para penyair nusantara (Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam). Banyak puisi yang dinyanyikan, sehingga mirip parade baca puisi musikal.

Read More
PUISI 

Doa sang Pencari Kayu Bakar

Puisi: Ngadi Nugroho ___________________________________________________________________   DOA SANG PENCARI KAYU BAKAR Dia selalu berdoa. Untuk hutan yang selalu ada. Walau dimusnahkan sekalipun. Walau dimusnahkan sekalipun. Dari pandangan mata. Dan dia tetap berdoa. Agar kayu-kayu kecil tak hilang sirna. Itulah pengharapannya demi memenuhi periuk nasi keluarga.

Read More

Siapa yang Menaburkan Bau Busuk di Beranda Rumah Kami

Cerpen: Kak Ian ___________________________________________________________________   Beberapa hari ini kami mencium bau busuk. Baunya seperti perpaduan antara anyir dan nanah manusia yang sudah membengkak di tubuh lalu meletus. Begitu baunya saat tercium oleh kami. Sungguh membuat kami tidak nyaman sekali. Ya, baunya sangat menyengat sekali bila kami menciumnya. Anehnya, bau itu baru menyengat bila malam tiba. Kami yang menciumnya saat itu benar-benar sangat terganggu sekali bahkan tidak bisa tidur. Bagaimana mau nyenyak, saat mencium bau itu saja kepala kami langsung pusing-pusing dan muntah-muntah. Kami benar-benar tidak kuat menahan bau itu.

Read More

Blantik Sapi yang Hidup Abadi

Puisi-puisi: Fatah Anshori ___________________________________________________________________   blantik sapi yang hidup abadi kau meraba tumor suatu mata mencicip aqueus humor, lebih dari dua belas berkas warna mengalir, tapi hanya hitam dan putih saja, yang semilir yang singgah serupa wabah rebah di lembah merusak rumah-rumah, menyulut tangis, dan jerit seseorang di ladang tak bertuan bersila tanpa kepala,

Read More
PUISI 

Elegi di Warung Kopi

Puisi-puisi: Ardhi Ridwansyah _________________________________________________________________   ELEGI DI WARUNG KOPI Di warung kopi, Kita menepi, Kau bercerita, Kalau hari ini, Telah mencincang cinta. Sedang aku sibuk, Menerka keindahan, Yang meringkuk di sepasang mata, Seorang wanita. Kataku, “Aku ingin melukis sajak di matanya.” Katamu, “Semua kata-katanya tak lebih dari bangkai kucing, Yang terkapar di jalan, terlindas Motor tua,”

Read More

Kesetiaan Ibu Hana

Cerpen: Pujiah Lestari ___________________________________________________________________ Ketika kabar kematian itu datang dari pihak Polres Tangerang, Ibu Hana merasa syok berat. Tatapan matanya kosong, hampa, seakan ia tak mampu lagi berpikir. Siang itu, ia hanya duduk termenung menatap dinding. Setelah kesadarannya pulih, segera ia berkemas untuk menuju stasiun kereta Solo Balapan menuju Jakarta, untuk kemudian membeli tiket kembali setelah transit sejenak, menuju stasiun Tigaraksa, Tangerang. Pihak Polres Tangerang mendesaknya agar segera datang untuk mengidentifikasi korban, karena masih ada kemungkinan bahwa mayat yang terbujur di rumah sakit itu adalah bukan anaknya.   Dikarenakan saat…

Read More

Amsal Kala Hujan

Puisi-puisi: Isbedy Stiawan ZS ___________________________________________________________________     AMSAL kuburan melompong! tanah hanya menyisakan wangi tubuh suci, sesudah naik (diangkat?) lalu awan berarak; membungkus diri dekat bukit. di luar kota berjarak 2.ooo langkah di tanah berbatu. tak ada orang mati, liang kosong

Read More
PERISTIWA 

Frates Seminari Tinggi St. Kamilus de Lellis-Maumere Gelar Diskusi Sastra

Sastra merupakan salah satu bidang ilmu yang banyak diminati oleh banyak orang. Sastra diminati karena di dalamnya mengandung nilai estetika dan kaya akan makna hidup. Namun perlu diakui juga, tidak semua orang memahami dengan baik setiap rangkaian kata yang termuat dalam karya sastra. Hal inilah yang terjadi dalam perkembangan sastra di NTT. Di satu sisi, perkembangan sastra di NTT patut diapresiasi, namun pada sisi yang lain perkembangan itu perlu diragukan karena mengingat beberapa kriteria perkembangan sastra belum terpenuhi dengan maksimal.

Read More