Berita 

Warga Tangsel Meriahkan Malam Budaya

Tangerang Selatan (Litera) – Peluncuran buku antologi puisi dan Malam Budaya Tangerang Selatan yang digelar di lapangan Sunburt BSD berjalan meriah, Selasa malam (12/11). Lebih seratus pengunjung memadati tenda besar yang menghadap panggung utama yang didesain sangat menarik. Suasana santai membuat acara terkesan tambah menarik. Para pengunjung duduk di meja bundar dengan kursi melingkar seperti yang kita saksikan di resto-resto. Para tamu yang duduk didatangi panitia yang bertindak seperti pelayan resto. Semua bisa memesan makanan dan minuman. Hidangan utama berupa makanan tradisional seperti singkong dan ubi jalar rebus, jagung, kacang kedelai, dan kue tradisional. Makanan ditaruh dalam nampan-nampan besar. Bedanya dengan restoran, semua makanan yang kita pesan tersebut tak perlu kita bayar.

Acara yang digelar oleh Dewan Kesenian Tangerang Selatan (DKTS) dengan dukungan dana dari rekan-rekan Tangsel Club tersebut tak hanya dihadiri oleh para pegiat seni budaya, tetapi juga dimeriahkan oleh para pengusaha, pelaku ekonomi, mahasiswa, juga birokrat dan pejabat pemerintah kota Tangsel yang malam hari tadi masih mengenakan seragam kantor.

Acara dimulai pukul 20.00 dengan dipandu sebagai pembawa acara oleh seniman dan musisi Dick Doank. Seniman yang juga pengelola “Kandang Jurank Doank” yang memandu acara dengan tampil di depan pengunjung tanpa naik panggung menambah acara tersebut terkesan sangat santai dan bersahabat tanpa rasa canggung. Interaksi Dick Doang dengan pengisi acara dan pengunjung menjadi lebih hidup dan komunikatif.

Penampilan pertama adalah hiburan paduan suara dari siswi-siswi SMP Stella Maris. Lalu sambutan dari Tb Imam yang mengharapkan seni dan budaya bisa menjadi sebuah tradisi panggung yang mampu menjadi suatu ajang bagi banyak orang bisa saling bersilaturahmi penuh cinta. Wakil walikota, Benyamin Davnie yang hadir sebelum dimulainya acara mengatakan dalam sambutannya bahwa ia memberi apresiasi tinggi pada acara Malam Budaya tersebut.

“Bukan saya tidak menghargai panitia yang menghimbau agar pengunjung memakai busana etnik. Saya masih memakai pakaian seragam kerja karena saya baru pulang kerja langsung kemari. Saya juga sudah memakai (seragam) ini lebih dari 33 tahun maka ini telah menjadi bagian hidup saya. Selain itu saya ingin menghilangkan stigma dan kesan yang melekat bahwa birokrat itu malas. Saya ingin menegaskan bahwa birokrat itu harus melayani,” ucap wakil walikota yang biasa disapa Bang Ben tersebut. Bang Ben yang semula ingin membaca puisi Kahlil Gibran yang merupakan penyair favoritnya, malam tadi membaca puisi Uten Sutendy sebagai bentuk apresiasi dan lebih mengena serta menemukan chemistry dengan puisi Uten yang berjudul “Nusantaraku.”

Acara kemudian berlanjut dengan peluncura buku antologi puisi berjudul Kemurnian dan Cinta secara simbolik oleh wakil walikota. Kemudian tampil banyak para pengisi acara dengan membacakan puisi dan musikalisasi puisi. Hadir juga pada acara tersebut pengisi acara dari kota Jogjakarta dengan menyanyikan beberapa lagu.

Pukul 21.00 acara sempat rehat sejenak ketika walikota Tangsel, Airin Rachmi Diany tiba. Walikota kemudian memberi sambutan yang juga memberi apresiasi pada DKTS dan Tangsel Club yang menggelar acara Malam Budaya tersebut. Walikota juga mengucapkan permintaan maafnya atas keterlambatan tiba di acara karena sang ayah sedang sakit. Walikota juga membaca dua puisi yang diambil dari buku antologi yang salah satunya didedikasikan pada ayah. Rasyid Syakur yang hadir lalu memimpin doa untuk kesembuhan ayah sang walikota.

Penampilan masih berlanjut dengan pembacaan puisi, monolog dan orasi budaya oleh budayawan Uten Sutendy. Foto bersama dengan walikota juga menjadi satu hal yang sangat dinanti. Walikota dengan ramah melayani para warga yang ingin foto bersama. Banyak pengunjung juga memberi apresiasi tinggi pada buku antologi puisi Kemurnian dan Cinta yang diluncurkan tadi malam dengan cukup banyak jumlah buku yang terjual. Panitia acara mengucapkan rasa terima kasih dan apresiasi pada pengunjung yang membeli buku tersebut karena bisa sedikit membantu dana karena Malam Budaya Tangsel tersebut sesungguhnya terlaksana murni dari dana swadaya rekan-rekan yang tergabung dalam grup Tangsel Club. Acara berlanjut hingga pkl 23.30 dengan sesi foto bersama dari semua pengunjung yang masih mengikuti acara hingga berakhir. (Mahrus Prihany)

Related posts

Leave a Comment

18 − eleven =