Berita 

Mustafa Ismail Luncurkan Buku Puisi di Temu Penyair Nusantara

Litera- Sastrawan Mustafa Ismail meluncurkan buku puisi terbaru, Minggu 28/8. Peluncuran tersebut diadakan di rangkaian acara “Temu Penyair Nusantara” yang digelar di Meulaboh, Aceh Barat 27-28 Agustus. Buku puisi terbaru Mustafa Ismail ini diluncurkan bersama dengan 18 buku puisi lain karya para penyair nusantara yang hadir di acara ini. Peluncuran buku digelar pada hari kedua setelah pada hari pertama diadakan diskusi dan bedah buku Pasie Karam oleh sastrawan dan guru besar universitas Paramadina Prof DR Abdul Hadi WM.

Penyair kelahiran Aceh tersebut juga merupakan kurator antologi Pasie Karam yang diluncurkan bersama dengan buku puisinya terbaru yang berjudul Tuhan, Kunang-Kunang & 45 Kesunyian. Menurut penyair yang juga redaktur budaya Koran Tempo tersebut, buku puisi terbarunya ini merupakan karya-karyanya yang tercecer di banyak tempat. Mustafa mengumpulkan dan mendokumentasikan kembali puisi-puisi tersebut dari lembaran-lembaran dan file yang masih tersimpan di komputernya.

“Buku itu untuk dijual, tentu. Bukan untuk dibagi-bagi sebagai bagian dari pencitraan. Soalnya saya bukan politisi atau calon kepala daerah yang butuh citra. Belum punya duit untuk bisa jadi calon pertarung di Pilkada — meskipun ada saja godaan itu. Entah nanti kalau buku ini laris manis dan saya menjadi sejahtera, baru berpikir untuk jadi calon gubernur, bupati, atau wali kota,” tulis Mustafa di akun media sosial.

Tuhan, Kunang-Kunang & 45 Kesunyian terdiri dari 86 halaman yang berisi 45 puisi Mustafa beserta riwayat kreatifnya dalam menulis puisi juga kisah inspiratif dan perjalanan Mustafa dari sebuah kota kecil di Aceh hingga bergiat di Jakarta, suatu hal yang sesungguhnya tak pernah ia impikan. Mustafa dalam penuturannya terdampar di Jakarta sejak tahun 1996 saat ia mengikuti event yang bernama forum penyair muda se-Indonesia “Mimbar Penyair Abad 21.” Selesai acara tersebut, Mustafa tidak bisa kembali lantaran kehabisan uang dan harus menjadi penghuni TIM. Buku ini dicetak dalam hard cover dan soft cover.

Buku yang diluncurkan di temu penyair nusantara tersebut barangkali suatu kado terindah karena momentum tersebut begitu dekat dengan hari kelahiran sastrawan yang baru merayakan ulang tahunnya pada 25 Agustus kemarin. (Mahrus Prihany)

Related posts

Leave a Comment

18 − 7 =